Minggu, 20 Desember 2015

Meneladani Akhlaq Rosulullah, Refleksi Diri Menyambut Maulid Nabi



Setiap tahun, umat Islam tidak akan pernah melupakan tanggal 12 bulan Rabiul Awwal dalam perhitungan Tahun Hijriyah. Karena pada tanggal itulah Rosulullah SAW dilahirkan tepatnya  pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awwal tahun Gajah atau bertepatan dengan tahun 570 Masehi. Hari kelahiran Rosulullah ini biasa disebut dengan Maulid Nabi yang artinya Hari Kelahiran Nabi. Dan tanggal 12 Rabiul Awwal pada perhitungan tahun 2015 Masehi bertepatan dengan tanggal 24 Desember 2015 M.
Rasanya tidak ada seorang muslimpun di dunia ini yang tidak mengenal Rosulullah SAW. Karena beliau adalah Nabi dan Rosul pembawa ajaran agama Islam. Beliau merupakan sosok manusia dengan pribadi yang sangat agung, menjadi panutan bagi seluruh umat Islam sebagaimana tercantum di dalam Al Qur an surat Al-Aḥzāb ayat 21 yang artinya :
 “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (berjumpa dengan) Allah, (meyakini) Hari Akhir, dan banyak menyebut Allah (banyak berzikir).” (Q.S. Al-Aḥzāb, 33:21)”.
Dari ayat tersebut dapat ditarik satu kesimpulan bahwa Rosulullah merupakan uswatun hasanah mutlak bagi umat Islam karena beliau adalah figure seorang Rosul utusan Allah yang tentu saja terjamin perilakunya dari berbagai kesalahan dan kekeliruan yang kerap dilakukan oleh manusia biasa. Sebagai seorang muslim sudah menjadi kewajiban kita mengidolakan dan meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW.
            Secara lahiriyah, Rosulullah adalah seperti kebanyakan manusia biasa lainnya yang memerlukan makanan dan minuman untuk kelangsungan hidup, mempunyai perasaan sedih, gembira atau senang dan melakukan aktifitas seperti manusia pada umumnya. Tetapi yang membedakan Rosulullah dengan manusia biasa lainnya adalah kepribadiannya yang mulia, budi pekerti yang agung, akhlaqnya yang sempurna yang terjaga sejak Rosulullah kanak – kanak sampai beliau dewasa dan diangkat sebagai rosul oleh Allah SWT.
            Sejak Rosulullah masih kanak - kanak banyak sekali kisah hikmah tentang keluhuran budi Rosulullah SAW. Kiranya untuk memperingati hari kelahiran beliau ada beberapa sifat Rosulullah yang bisa kita tiru untuk pedoman hidup sehari – hari. Di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Menjadikan alam sekitar sebagai sumber belajar untuk mengagungkan Allah SWT.
Kita mengetahui bahwa Rosulullah di masa mudanya pekerjaannya adalah sebagai penggembala kambing. Seperti yang dilakukan oleh nabi – nabi sebelumnya. Bersatu dengan alam pada saat menggembala kambing memberi waktu yang banyak untuk Rosulullah merenungi tentang alam semesta dan isinya. Dimana renungan itu memunculkan kesadaran bahwa di balik alam semesta yang maha luas dan teratur ini tentu ada dzat yang mengatur dan menciptakannya. Menjadikan beliau semakin dekat dengan Al Khaliq.
2. Sikap jujur dalam segala tindakan.
Ini dicontohkan oleh Rosulullah ketika dipercaya membawa dagangan Khadijah ke negeri Syam. Dengan kejujuran dan kemampuannya ternyata Muhammad mampu benar memperdagangkan barang-barang Khadijah, dengan cara perdagangan yang lebih banyak menguntungkan daripada yang dilakukan orang lain sebelumnya.  
3. Tidur di awal malam, dan bangun di sepertiga malam terakhir.
Kebiasaan bangun di sepertiga malam yang akhir ini membawa dampak yang positif bagi tubuh manusia. Dengan bangun di penghujung malam yang hening, di saat kebanyakan orang sedang terlelap tidur dan terbuai di alam mimpinya, kita bangun untuk mendekatkan diri pada-Nya, mengingat-Nya(dzikrullah) dan bermuhasabah (introspeksi diri). Kebiasaan seperti ini akan membuat manusia selalu mawas diri dan menyadari akan tugas hidupnya di dunia, segala tindakannya akan senantiasa terkendali, dan akan selalu mendapatkan semangat yang positif untuk menjalani hidupnya.
4.  Tidak makan berlebihan, makan di saat lapar dan berhenti sebelum kenyang.
Makan secukupnya dan tidak berlebihan akan memberi kesempatan bagi organ pencernaan untuk bisa istirahat dan pengaruhnya akan baik untuk kesehatan tubuh manusia.
5.  Tidak berbicara kecuali yang penuh manfaat, dan menganjurkan lebih baik diam daripada berbicara sia-sia.
Kebiasaan untuk berbicara yang baik akan menghindarkan manusia dari kecelakaan yang disebabkan oleh lisannya. Begitu juga dengan cara bicara yang tenang dan jelas, akan membuat pesan yang ingin kita sampaikan dapat dengan mudah diterima oleh orang yang kita maksud.
6. Tidak bersikap sombong atau takabur di hadapan orang yang ditemuinya
Rasulullah SAW selalu mendahului untuk menyapa dan mengucapkan salam. Jika ada orang yang menyapa maka beliau akan berpaling dengan seluruh tubuhnya menghadap orang yang menyapanya. Sikap yang wajar dalam berjalan, serta memalingkan wajah dan seluruh badan menghadap yang diajak bicara merupakan bentuk penghargaan terhadap orang lain, hal ini juga yang akan menjauhkan manusia dari permusuhan, bahkan sebaliknya akan menumbuhkan tali silaturahmi atau bahkan menguatkan ikatan yang sudah terjalin.
7. Paling dermawan, tangannya ringan untuk memberi dengan apa yang ada di sisinya.
Rasulullah SAW adalah orang yang sangat dermawan.. Beliau tidak segan – segan memberikan sesuatu yang diminta oleh orang lain. Beliau juga membeli sesuatu tanpa menawar pada penjualnya. Rasul juga sering menerima hadiah kemudian membalasnya dengan yang lebih banyak dan lebih baik.Kebiasaan gemar memberi atau berkorban untuk orang lain, akan menjauhkan manusia dari sifat-sifat tercela(egois, tamak, kikir, dsb). Orang yang pemurah, pengasih akan senantiasa memikirkan kebaikan untuk orang lain, dan menjauhi hal-hal yang akan merugikan orang lain, misalnya: penyalah gunaan jabatan untuk kepentingan pribadinya, korupsi (mengambil hak orang lain).
8.  Pemimpin yang demokratis, selalu mengutamakan musyawarah dalam kepemimpinannya. Jika ada pendapat dari seseorang yang beliau anggap benar, maka beliau akan mengamalkannya. Sikap Rasul yang demokratis ini merupakan salah satu kunci keberhasilannya dalam memimpin umat. Beliau sangat bijaksana, tetap pemaaf dan lemah lembut menyikapi segala perbedaan.
Rasul juga seorang panglima perang yang berani, beliau selalu ada di barisan paling depan pada setiap pertempuran.
9.  Tidak menggantungkan diri pada orang lain.
Rosulullah tidak pernah menyuruh orang lain untuk mengerjakan segala pekerjaan yang bisa dikerjakan sendiri. Kalau pakaian beliau terkoyak atau robek, Rasulullah menambal dan menjahitnya sendiri tanpa perlu menyuruh isterinya. Beliau juga memerah susu kambing untuk keperluan keluarga maupun untuk dijual.
10. Selalu menyempurnakan ibadah, meskipun Allah telah menjamin syurga bagi beliau.
Meskipun pintu Surga telah terbuka, seluas-luasnya untuk Rosulullah beliau masih berdiri di waktu-waktu sepi malam hari, terus-menerus beribadah, hingga pernah sampai terjatuh, lantaran kakinya sudah bengkak-bengkak. Pernah ‘Aisyah bertanya kepada beliau “Yaa Rasulallah, bukankah anda telah dijamin Surga? Mengapa anda masih bersusah payah begini?” Jawab baginda dengan lunak, “Yaa ‘Aisyah, bukankah saya ini hanyalah seorang hamba? Sesungguhnya saya ingin menjadi hamba-Nya yang bersyukur.” Beliau benar-benar sosok hamba yang sangat bersyukur kepada-Nya, beliau mensyukuri semua anugerah yang diterima dengan ibadah yang sungguh-sungguh….Subhaanallaah…..Ini dapat menjadi renungan bagi kita semua tentang bagaimana ibadah kita, sudahkah sungguh-sungguh sebagaimana Rasulullah??? atau masih jauh dari rasa sungguh-sungguh??? ataukah masih merasa berat atau merasa terbebani dengan ibadah-ibadah yang Allah wajibkan pada kita??? jawabannya ada di hati kita masing-masing….Tidakkah kita merasa malu dan juga takut. Syurga tidak dijaminkan untuk kita tetapi dengan congkaknya kita enggan untuk beribadah kepada Allah SWT.
Demikianlah  jelas bahwa akhlak Nabi Muhammad SAW itu sangat terpuji dan mulia. Akhlak beliau ada di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadis. Beliau adalah sosok panutan dan contoh yang patut diteladani dan ditiru oleh kita semua selaku umat Islam yang mengikuti ajaran syariatnya. Marilah di hari kelahirannya ini, kita renungkan sudahkah akhlak dan budi pekerti kita seperti yang dicontohkan oleh Rosulullah SAW. Tak ada gunanya kita gegap gempita merayakan hari kelahiran beliau tetapi tak satupun akhlaq beliau yang kita contoh dan kita tiru. Meneladani akhlak Rosulullah, itulah makna sebenarnya dari memperingati Maulid Nabi. Semoga kita bisa menjadi umatnya yang mulia.


Kegiatan bimbingan rohani di masjid sekolah, salah satu bentuk usaha untuk meneladani akhlaq Rosulullah



Merayakan kelahiran Rosulullah, dan berusaha terus untuk menjadikan beliau sebagai uswatun hasanah dalam kehidupan sehari – hari


Jadikan Rosulullah panutanmu, jadikan 24 jam waktumu serasa bersama Rosulullah SAW.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar