Minggu, 24 Januari 2016

LOMBA TARTIL AL QUR AN dalam rangka Peringatan Maulid Nabi SAW 1437 Hijriyah di SMPN 1 Ngunut

LOMBA TARTIL AL QUR AN dalam rangka Peringatan Maulid Nabi SAW 1437 Hijriyah di SMPN 1 Ngunut 
Hari / tanggal : Kamis 7 Januari 2016

Peserta             : 1 orang siswa putra  dan 1 orang siswa putri sebagai perwakilan kelas
Materi              : maqra’bebas (durasi maksimal 5 menit)
Penilaian          :
a). fasahah
b). adab
c) suara dan lagu
d). Tajwid
 JURI LOMBA

Koordinator                : Fathur Rohman, M.Pd.I
Anggota                      : Nurkhamim, S.Pd
                                   : Budi Wahono
 

Allah SWT memerintahkan kita agar kita membaca al-Quran dengan tartil, sesuai dengan firmannya di dalam Al Quran surat Al Muzammil ayat 4 yang artinya : ”Dan bacalah al-Qur’an itu dengan tartil (pelan – pelan)”. (Al-Muzammil: 4)
Berikut beberapa keterangan sahabat tentang makna tartil :
1. Ali bin Abi Thalib menjelaskan makna tartil dalam ayat yaitu : ”Mentajwidkan huruf-hurufnya dengan mengetahui tempat-tempat berhentinya”. (Syarh Mandhumah Al-Jazariyah, hlm. 13)
2. Ibnu Abbas mengatakan : ”Dibaca dengan jelas setiap hurufnya”.
3. Abu Ishaq mengatakan : ”Membaca dengan jelas tidak mungkin bisa dilakukan jika membacanya terburu-buru. Membaca dengan jelas hanya bisa dilakukan jika dia menyebut semua huruf, dan memenuhi cara pembacaan huruf dengan benar”. (Lisan al-Arab, 11/265).
Inti tartil dalam membaca adalah membacanya pelan-pelan, jelas setiap hurufnya, tanpa berlebihan. (Kitab al-Adab, as-Syalhub, hlm. 12)

Cara Ibnu Mas’ud Membaca al-Quran
Abu Bakr dan Umar Radhiyallahu ‘anhuma pernah menyampaikan kabar gembira kepada Ibnu Mas’ud, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, ”Siapa yang ingin membaca al-Quran dengan pelan sebagaimana ketika dia diturunkan, hendaknya dia membacanya sebagaimana cara membacanya Ibnu Mas’ud”. (HR. Ahmad 36, dan Ibnu Hibban 7066).
Hadis ini menunjukkan keistimewaan bacaan al-Quran Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu. Karena bacaannya sama dengan ketika al-Quran di turunkan. Beliau membacanya dengan cara ‘ghaddan’ artinya segar yang belum berubah. Maksudnya suaranya menyentuh (as-Shaut an-Nafidz) dan memenuhi semua hak hurufnya.
Untuk itulah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam suka mendengar bacaan Ibnu Mas’ud, dan bahkan hingga beliau menangis.
Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu bercerita, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyuruhnya untuk membaca al-Quran,
“Bacakan al-Quran!” Pinta Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Ya Rasulullah, apakah akan membacakan al-Quran di hadapan anda padahal al-Quran turun kepada anda?” tanya Ibnu Mas’ud.
“Ya, bacakan.”
Kemudian Ibnu Mas’ud membaca surat an-Nisa, hingga ketika sampai di ayat yang artinya :”Bagaimanakah jika Aku datangkan saksi untuk setiap umat, Aku datangkan kamu sebagai saksi bagi mereka semua”.
Tiba-tiba Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam minta agar bacaan dihentikan. Ibnu Mas’ud melihat ke arahnya, ternyata air mata beliau berlinangan. (HR. Bukhari 5050 & Muslim 1905).



Tartil adalah perlahan-lahan dan tidak tergesa-gesa. Diantaranya, memperhatikan potongan ayat, permulaan dan kesempurnaan makna, sehingga seorang pembaca akan berpikir terhadap apa yang sedang ia baca.
Ibnu Katsir berkata, “Bacalah dengan perlahan-lahan, karena hal itu akan membantu untuk memahami Al-Qur’an dan men-tadabburi-nya. Dengan cara seperti itulah Rasulullah membaca Al-Qur’an. Aisyah berkata, “Beliau membaca Al-Qur’an dengan tartil sehingga seolah-olah menjadi surat yang paling panjang.” Beliau senantiasa memutus-mutus bacaannya ayat demi ayat.
Tata cara membaca Al-Qur’an yang dinukil dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat menunjukkan pentingnya perlahan-lahan dalam membaca dan memperindah suara bacaan. Zaid bin Tsabit radiallahu ‘anhu pernah ditanya, “Bagaimana pendapatmu tentang bacaan Al-Qur’an dalam tujuh hari?” Ia menjawab, “Baik, dan jika saya membacanya dalam setengah bulan atau satu bulan lebih saya sukai, mengapa demikian?” Orang tadi bertanya, Zaid berkata, “Agar saya dapat men-tadabbur-i dan berhenti dalam setiap bacaan.”
Ibnu Hajar berkata, “Sesungguhnya orang yang membaca dengan tartil dan mencermatinya, ibarat orang yang bershadaqah dengan satu permata yang sangat berharga, sedangkan orang yang membaca dengan cepat ibarat bershadaqah beberapa permata, namun nilainya sama dengan satu permata. Boleh jadi, satu nilai lebih banyak daripada beberapa nilai atau sebaliknya.”
Pendapat yang benar adalah, sesungguhnya seseorang yang membaca dengan tergesa-gesa, maka ia hanya mendapatkan satu tujuan membaca Al-Qur’an saja, yaitu untuk mendapatkan pahala bacaan Al-Qur’an, sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an dengan tartil disertai perenungan, maka ia telah mewujudkan semua tujuan membaca Al-Qur’an, sempurna dalam mengambil manfaat Al-Qur’an, serta mengikuti petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat yang mulia.

BANNER LOMBA
Bpk. Kepala Sekolah meninjau pelaksanaan lomba
 Bpk. Kepala Sekolah meninjau pelaksanaan lomba

 Suasana Lomba Tartil untuk putra







 Daftar nama peserta lomba putra

NO
NAMA
KELAS


1
Abdul Sobur
VII-A

2
Rizki Nur Pratama
VII-B

3
Ravyto Ryza Pratama
VII-C

4
Muhammad Hishamuddin
VII-D

5
Muhammad Arijalul Ihsan
VII-E

6
Hasan Abdullah
VII-F

7
Muhamad Asif Azhar Naharika
VII-G

8
Pandu Fauzan Akbar
VII-H

9
Hendra Lukman Firdaus
VII-I

10
Asrul Maaliy
VIII-A

11
Dimas Aditiya Pratama
VIII-B

12
Lucky Yoga Pratama
VIII-C

13
Muhammad Afif Hadipratama
VIII-D

14
Didin Alawi
VIII-E

15
Mochammad Akbar Risky Subagyo
VIII-F

16
Mochammad  Jasyahi Khakim
VIII-G

17
Kholid Farhani
VIII-H

18
Muhammad Edo Asnain
VIII-I

19
-
VIII-J

20
Baharudin Agung Setiawan
IX-A

21
Ahmad Ridwan Alwarisy
IX-B

22
Dimas Thomy Bachtiar
IX-C

23
Reda Pratama
IX-D

24
Agus Fahmi K.M.
IX-E

25
Muhammad Farhan Abadi
IX-F

26
Niko Irfana
IX-G

27
Juis Fadloli Abdulloh
IX-H

28
Asnada Iqbal Yusakh Lubis
IX-I

29
Abdillah Faqih
IX-J

30
Haqi Alan Rosyada
IX-K

31
Muchammad Afif Nuril Asyhari
IX-L

32
Ali Mahmud
IX-M

33
Pendi Dwi Gustono
IX-N

34
Tegar Aris Nur Abdillah
IX-O



 Pemenang lomba tartil Al Quran putra



Juara 1
Muhammad Edo Asnain
VIII-I
209
Juara 2
Hendra Lukman Firdaus
VII-I
208
Juara 3
Tegar Aris Nur Abdillah
IX-O
207
Juara Harapan 1
Mochammad Jasyahi Khakim
VIII-G
206
Juara Harapan 2
Dimas Aditiya Pratama
VIII-B
200
Juara Harapan 3
Abdillah Faqih
IX-J
196


Suasana Lomba Tartil untuk putri






 Daftar nama peserta lomba tartil putri
NO
NAMA
KELAS


1
Berliana Fadhilah Faiza
VII-A

2
Nadila Inka Putri
VII-B

3
Kaza Dity Wandari
VII-C

4
Aulya Salsabilla Kusuma
VII-D

5
Riska Andriana Pratiwi
VII-E

6
Indira Nur Anisa
VII-F

7
Pingkan Maylin Rosafia
VII-G

8
Nisaul Fadilah
VII-H

9
Muti Atussalafi
VII-I

10
Siti Haleeda Fajrin
VIII-A

11
Ajeng Yulia Abdilla Putri
VIII-B

12
Rizka Charisma Machmud
VIII-C

13
Adinda Seila Cahyani
VIII-D

14
Diva Sabila Sukma
VIII-E

15
Yunita Noer Kumala Sari
VIII-F

16
Desita Rekrian Fitriani Putri
VIII-G

17
Dela Marselina Nur Saputri
VIII-H

18
Selly Rahmawati
VIII-I

19
Nadia Rahma Anjani
VIII-J

20
Amaliya Ashya Dinda Damayanti
IX-A

21
Vionna Fazrin Cahyani
IX-B

22
Cindy Nuranindha
IX-C

23
Anita Marselina
IX-D

24
Andriana Meila Miftakhul Fifa
IX-E

25
Offi Latul Lailia
IX-F

26
Intan Fasha Nur Aulia
IX-G

27
Winnona Tidy
IX-H

28
Asyilla Audria Putri
IX-I

29
Alifia Nurma Anggraini
IX-J

30
Dystina Lintang Sabilis Yasa
IX-K

31
Radessa Isnatul  Azizah
IX-L

32
Cindy Eki Yuniarti
IX-M

33
Shindy Sri Handayani
IX-N

34
Laodry Andri Astika
IX-O

  Pemenang lomba tartil Al Quran putri


Juara 1
Muti Atussalafi
VII-I
266
Juara 2
Rizka Charisma Machmud
VIII-C
246
Juara 3
Selly Rahmawati
VIII-I
245
Juara Harapan 1
Desita Rekrian Fitriani Putri
VIII-G
243
Juara Harapan 2
Andriana Meila Miftakhul Fifa
IX-E
233
Juara Harapan 3
Ajeng Yulia Abdilla Putri
VIII-B
224

 Dan Al Quran akan menjadi penolongmu kelak di akhirat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar