Senin, 25 Januari 2016

LOMBA MAJALAH DINDING dalam rangka Peringatan Maulid Nabi SAW 1437 Hijriyah di SMPN 1 Ngunut

LOMBA MAJALAH DINDING  dalam rangka Peringatan Maulid Nabi SAW 1437 Hijriyah di SMPN 1 Ngunut 
Hari / tanggal : Kamis 7 Januari 2016
Peserta             : seluruh siswa dalam 1 kelas kecuali yang bertugas mengikuti lomba yang lain
Materi/tema     : KISAH NABI MUHAMMAD SAW.
Ketentuan       :
a). Mading boleh dicicil mulai hari pertama masuk sekolah.
b). Dikerjakan di kelas masing – masing maksimal sampai jam 14.00 WIB.
c). Jika melewati batas waktu jam 14.00 WIB akan didiskualifikasi.
d). Mading diletakkan di dinding kelas bagian belakang.
e). Mading dibuat  di atas kertas manila dan besarnya minimal 2x kertas manila.
Penilaian          :
                        a). Kesesuaian isi dengan tema
                        b). Kelengkapan isi
                        c). Penampilan /kesesuaian hiasan dengan isi
                        d). Kebersihan.
Seksi Lomba Mading Mini (sekaligus menjadi juri)
            Koordinator : Haryuni, S.Pd
            Anggota       : Sipur, S.Pd
                                : Sunarti, S.Pd

Mading hasil karya tiap - tiap kelas

1. Mading kelas 7A. Ketua kelompok : Carelica Fitara


 2. Mading kelas7B. Ketua kelompok : Alessandro Bagus Ernawan

 3. Mading kelas 7C. Ketua kelompok : Caecarryo Bagus Dewanata

 4. Mading kelas 7D. Ketua kelompok : Aurora Yerin Destanca

 5. Mading kelas 7E. ketua kelompok : Karina Putri Agustina

6. Mading kelas 7F. ketua kelompok : Alya Resti Putri Pratiwi

 7. Mading kelas 7G. Ketua kelompok : Putri Aprilia Winata

 8. Mading kelas 7H. Ketua kelompok : Elanda Abadi Firdaus

 9. Mading kelas 7I. Ketua kelompok : Yola Agasi Bernanda

 10. Mading kelas 8A. Ketua kelompok : Dinda Lutfi Anggraeni

 11. Mading kelas 8B. Ketua kelompok : Inke Okstantia Putri

 12. Mading kelas 8C. Ketua kelompok : Shinta Diah Octaviani

 13. Mading kelas 8D. Ketua kelompok : Laksmi Dava Diandra Kirana

 14. Mading kelas 8E. Ketua kelompok : Della Ayu Setyani


 15. Mading kelas 8F. Ketua kelompok : Yusnia Novita Dwi Anggraeni



16. Mading kelas 8G. Ketua kelompok :  Fradilla Oktavial Kevin Litiane

 17. Mading kelas 8H. Ketua kelompok : Ariska Putri Arfillia

 18. Mading kelas 8I. Ketua kelompok : Hesti Primaningtyas

19. Mading kelas 8J. Ketua kelompok : Isnaini Suryaningsih

 20. Mading kelas 9A. Ketua kelompok : Nadia Mahardika Rafif
  
 
21. Mading kelas 9B. Ketua kelompok : Dita Ayu Nur Afiani




 22. Mading kelas 9C. Ketua kelompok : Evita Widyasari

 23. Mading kelas 9D. Ketua kelompok : Agnes Ayu Maharani Dyah Gayatri


24. Mading kelas 9E. Ketua kelompok : Chovivatul Chusna.

25. Mading kelas 9F. Ketua kelompok : Evawani Saadah

 26. Mading kelas 9G. Ketua kelompok : Aprilia Wulandari

27. Mading  kelas 9H. Ketua kelompok : Maf rikhatu Mubayyana

26. Mading kelas 9I. Ketua kelompok : Fifi Yunita Sari

27. Mading kelas 9J. Ketua kelompok : Risellia Putri Vellyna Sari

 28. Mading kelas 9K. Ketua kelompok : Arifatul Zuyyin Lutfiana

 29. Mading kelas 9L. Ketua kelompok : Anisa Putri Agustina

 30. Mading kelas 9M. Ketua kelompok : Cindy Eki Yuniarti

 31. Mading kelas 9N. Ketua kelompok : Anita Violin

 32. Mading kelas 9O. Ketua kelompok : Palupi Dwi Kuntari

  HASIL LOMBA

PREDIKAT
NAMA KETUA KELOMPOK
KELAS
NILAI
JUARA 1 KELAS VII
Ketua : CARELICA FITARA
VII-A
265
JUARA 2 KELAS VII
Ketua : AURORA YERIN DESTANCA
VII-D
260
JUARA 3 KELAS VII
Ketua : PUTRI APRILIA WINATA
VII-G
256
JUARA 1 KELAS VIII
Ketua : ARISKA PUTRI ARFILLIA
VIII-H
268
JUARA 2 KELAS VIII
Ketua : HESTI PRIMANINGTYAS
VIII-I
265
JUARA 3 KELAS VIII
Ketua : INKE OKSTANTIA PUTRI
VIII-B
261
JUARA 1 KELAS IX
Ketua : DITA AYU NUR AVIANI
IX-B
281
JUARA 2 KELAS IX
Ketua : NADIA MAHARDIKA RAFIF
IX-A
277
JUARA 3 KELAS IX
Ketua : MAF RIKHATU MUBAYYANA
IX-H
272


                                                             Banner untuk pemenang
 











MAJALAH DINDING
Majalah dinding adalah salah satu jenis media komunikasi massa tulis yang paling sederhana. Disebut majalah dinding karena prinsip dasar majalah terasa dominan di dalamnya, sementara itu penyajiannya biasanya dipampang pada dinding atau yang sejenisnya. Prinsip majalah tercermin lewat penyajiannya, baik yang berwujud tulisan, gambar, atau kombinasi dari keduanya. Dengan prinsip dasar bentuk kolom-kolom, bermacam-macam hasil karya, seperti lukisan, vinyet, teka-teki silang, karikatur, cerita bergambar, dan sejenisnya disusun secara variatif. Semua materi itu disusun secara harmonis sehingga keseluruhan perwajahan mading tampak menarik. Bentuk fisik mading biasanya berwujud lembaran tripleks, karton, atau bahan lain dengan ukuran yang beraneka ragam. Ukuran yang tergolong relatif besar adalah 120 cm x 240 cm, sedang yang lebih kecil lagi disesuaikan dengan situasi dan kondisinya.Peranan majalah dinding yang tampak pokok adalah sebagai salah satu fasilitas kegiatan siswa secara fisikal dan faktual serta memiliki sejumlah fungsi, yaitu :informatif, komunikatif, rekreatif, dan kreatif.
Mading adalah media komunikasi termurah untuk menciptakan komunikasi antar pihak dalam lingkup tertentu. Mading yang dipasang di balai RW, halaman kantor desa, masjid, sekolah, atau di fakultas tertentu membuktikan bahwa pemasangan dengan cara itu membuat komunikasi dapat dijalin dengan praktis. Dikatakan paling praktis mengingat bahan dan volume tulisan dapat diatur secara elastis, disesuaikan dengan tema dan keperluan yang aktual. Bila sebuah desa sedang menghadapi lomba desa, sangat mungkin mading yang ada di kantor desa dan balai RW akan berbicara tentang topik lomba desa. Begitu pula bila umat Islam tengah berlebaran. Permasalahan yang menyangkut Lebaran akan lebih mendapat prioritas dalam pemuatannya. Sama halnya bila hari Kebangkitan Nasional sudah dekat, pasti mading dari SD sampai Perguruan Tinggi berbicara tentang Budi Oetomo, Ki Hajar Dewantoro, tokoh-tokoh pendidikan, dan bermacam tema yang tercakup dalam dunia pendidikan.
Dengan adanya mading, bermacam informasi dapat disampaikan secara mudah ke seluruh wilayah sesuai dengan lingkup yang direncanakan. Dengan membaca mading, banyak hal yang semula tidak diketahui akhirnya menjadi perbendaharaan pengetahuan, baik yang bersifat praktis maupun yang perlu perenungan.

Mading sebagai wadah kreatifitas.

Pada umumnya kegiatan anak muda tidak pernah sepi dari kreativitas, misalnya olahraga, olah seni, keterampilan, permainan, dan tidak ketinggalan pula aktivitas ekspresi tulis. Lewat karya tulis akan tersalurkan dua macam manfaat yang bersifat timbal balik. Dari sisi penulis, majalah dinding adalah tempat untuk mencurahkan bermacam ide. Beragam gagasan, pikiran, daya cipta, bahkan fantasi yang mengiringi perkembangan jiwanya perlu penyaluran dan media untuk menuangkannya. Maka tepatlah apabila mading digunakan sebagai wadah curahan kreativitas kawula muda karena didukung oleh sifatnya yang mudah dilaksanakan dengan biaya yang murah.
Dari sisi lain, pembaca akan mendapatkan penyaluran yang berkaitan dengan keinginan, cita-cita, kecintaan, kerinduan, keprihatinan, dan berbagai pikiran lain yang tidak dapat disalurkannya sendiri. Dengan membaca tulisan-tulisan teman atau orang lain, terlepaslah ia dari berbagai gejolak yang ada dalam dirinya. Mading dapat menjadi tuangan aspirasi diri bagi pembaca yang telah dituliskan orang lain, dan menjadi sarana bersama penulisnya untuk berpendapat tentang sesuatu, berkeinginan, berkomentar, berolok-olok, mengkritik, serta masih banyak lagi yang lain.
Sebagai anak muda yang peka terhadap sekelilingnya, dengan melihat fakta bahwa dalam hidup ini selalu saja timbul persoalan, maka mading akan menjadi dorongan untuk melahirkan tulisan guna melepaskan atau menumpahkan segala macam gagasan dan pikirannya.

Mading untuk menumbuhkan kebiasaan membaca

Dunia akan menjadi luas bila kita senang membaca. Untuk itu, kegemaran membaca harus ditanamkan. Dalam hal ini mading punya andil yang besar. Mading dapat tampil setiap saat tanpa dihadang oleh sejumlah kesulitan. Mading dapat diterbitkan oleh siapa saja dalam jangka waktu yang relatif bebas tergantung animo pembaca. Kalau pembacanya menghendaki, mading dapat ditampilkan setiap hari dengan materi tulisan yang bersifat aktual sesuai lingkungan. Apabila minat baca dan atensi menulis masyarakat sedang-sedang saja, mading dapat diganti tiap bulan atau tiap-tiap minggu.

Mading untuk pengisi waktu

Banyak kawula muda tidak dapat mengisi waktu luangnya dengan baik. Kelebihan energinya dibuang percuma. Entah bercakap-cakap di tepi-tepi jalan, nongkrong, mencoret-coretkan identitas dengan cat semprot di sembarang tempat, dan masih banyak lagi yang lain. Semua itu sebenarnya dapat ditangguhkan dengan membaca mading, kemudian aktif menulis. Apabila kelebihan tenaga yang diboroskan itu digunakan untuk menulis dalam lembaran mading, tentu akan banyak bermanfaat bagi perkembangan dan pertumbuhan jiwanya. Di samping itu, tentu juga bermanfaat bagi pihak lain.

Mading melatih kecerdasan berpikir
Membaca mading akan membangkitkan gairah untuk mencari bacaan lain lewat "umpan" yang disajikan dalam mading. Sangat mungkin sajian-sajian mading itu belum sepenuhnya memenuhi selera pembacanya. Hal ini akan menjadikan mading berperan sebagai perangsang bagi pembacanya untuk mencari bahan bacaan lain yang lebih lengkap.
Kebiasaan membaca akan menambah pengetahuan pembaca dalam berbagai bidang. Semakin banyak membaca, pengetahuan siapa pun akan bertambah. Secara tidak langsung hal itu akan menjadi pendorong bertambahnya kecerdasan. Dengan demikian, jelaslah bahwa mading menjadi "terminal awal" yang dapat menjembatani lahirnya pengetahuan, ketangkasan berpikir, dan terbentuknya kecerdasan.

Latihan berorganisasi

Menghadirkan selembar mading berarti mengorganisasikan sekelompok orang. Mading menuntun semua yang terlibat di dalamnya untuk berorganisasi. Mading adalah perwujudan kerja tim atau kerja kelompok yang perlu saling mematuhi kesepakatan, aturan yang telah ditetapkan, kedisiplinan diri, dan kesungguhan bekerja. Dengan menyiapkan mading, secara otomatis siapa saja akan menghayati arti organisasi dan langsung terkait dengan aktivitas di dalamnya.
Mading akan membiasakan para penyelenggaranya menyiapkan perencanaan-perencanaan yang matang dalam tubuh organisasi sekelompok orang yang menjalin kerjasama antarbagian. Lewat kondisi yang demikian, maka secara langsung atau tidak mading menempatkan kekompakan kerja sebagai modal dasar setiap tumbuhnya organisasi.
Melatih kemampuan menulis
Banyak penulis yang menggunakan media mading sebagai wahana berlatih. Berawal dari senang menulis hal-hal yang sederhana, tidak mustahil seseorang menjadi terbuka wawasannya untuk lebih mengembangkan kesenangannya dalam bidang kepenulisan secara lebih profesional.

 

 

Mading untuk menjalin komunikasi antar siswa, guru dan manajemen sekolah

Dalam berbagai konten yang terdapat pada Mading, terdapat satu manfaat penting bagi pihak sekolah. Dalam hal penyampaian informasi yang tepat sasaran, Mading bisa menjadi media yang sangat potensial sekaligus mampu menghindarkan kesalahan persepsi. Salah satu praktisi mading sekaligus jurnalis & penulis Provinsi Riau, Syamsul Bahri Samin melalui Komunitas Be A Star Indonesia menjelaskan, dalam kondisi tertentu fungsi Mading akan menjadi lebih luas. Sama halnya dengan media massa umum, Mading bahkan bisa mengatur persepsi pembacanya, menetralisir kisruh akibat perbedaan informasi dan kembali menyatukan pendapat antar siswa

Cara Membuat Majalah Dinding yang Menarik

Membuat majalah dinding tidak sesulit yang dibayangkan. Memang, dalam membuat majalah dinding ini tidak bisa dilakukan secara asal-asalan. Namun, ada beberapa cara mudah agar majalah dinding menjadi lebih menarik. Berikut ini beberapa tipsnya.
·         Pikirkanlah tema majalah dinding yang sekiranya menarik minat para pembaca, misalnya saja tema horor, cinta, lucu, dan sebagainya.
·         Jika tema sudah ditentukan, cari berbagai aksesoris yang sesuai dengan tema dan menarik. Untuk pembuatan aksesoris ini, sebaiknya dikerjakan di akhir pembuatan madding agar tidak menyita waktu.
·         Rancang sketsa mading tentang apa saja yang diperlukan. Misalnya saja bahan yang akan digunakan.
·         Mulailah dengan membeli bahan-bahan yang diperlukan untuk mading seperti pensil warna, kertas manila, lem, kertas tulis, cat air, dan sebagainya.
·         Buatlah pola semenarik mungkin pada kertas manila.
·         Gunalah cat air untuk menuliskan judul mading agar terlihat menarik dan kreatif.
·         Mulailah membuat isi mading jika dasar mading sudah selesai dihias. Usahakan agar isi mading tidak tampak membosankan. Anda bisa menggunakan pensil dan kertas berwarna.
·         Jika isi sudah terbentuk, tempelkan pada dasar mading dengan menggunakan lem. Dalam menempelkan isi mading ini, usahakan jangan monoton. Usahakan bervariasi dan tidak harus terlalu rapi agar terlihat out of the box.
·         Jika sudah selesai, pasanglah mading tersebut di tempat yang banyak dilalui oleh orang atau orang lain bisa dengan mudah melihatnya.
Itulah cara membuat majalah dinding yang menarik dengan mudah. Cukup simple, bukan? Dalam membuat majalah dinding ini sangat dibutuhkan kreativitas Anda dalam menyusun dan mengolah ide menjadi sesuatu yang menarik. Semakin menarik sebuah mading, akan semakin banyak orang yang tertarik untuk melihatnya. Dengan demikian, tujuan mading untuk menginformasikan sesuatu bisa tercapai.


TERUSLAH BERKARYA DAN IKATLAH ILMU DENGAN MENULIS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar