Hari / tanggal : Kamis 7 Januari 2016
Peserta : seluruh siswa dalam 1 kelas
kecuali yang bertugas mengikuti lomba yang lain
Materi/tema : KISAH NABI MUHAMMAD SAW.
Ketentuan :
a). Mading boleh
dicicil mulai hari pertama masuk sekolah.
b). Dikerjakan
di kelas masing – masing maksimal sampai jam 14.00 WIB.
c). Jika
melewati batas waktu jam 14.00 WIB akan didiskualifikasi.
d). Mading
diletakkan di dinding kelas bagian belakang.
e). Mading
dibuat di atas kertas manila dan
besarnya minimal 2x kertas manila.
Penilaian :
a). Kesesuaian isi
dengan tema
b). Kelengkapan isi
c). Penampilan
/kesesuaian hiasan dengan isi
d). Kebersihan.
Seksi Lomba Mading Mini (sekaligus menjadi juri)
Koordinator : Haryuni, S.Pd
Anggota : Sipur, S.Pd
:
Sunarti, S.Pd
Mading hasil karya tiap - tiap kelas
1. Mading kelas 7A. Ketua kelompok : Carelica Fitara
2. Mading kelas7B. Ketua kelompok : Alessandro Bagus Ernawan
3. Mading kelas 7C. Ketua kelompok : Caecarryo Bagus Dewanata
4. Mading kelas 7D. Ketua kelompok : Aurora Yerin Destanca
5. Mading kelas 7E. ketua kelompok : Karina Putri Agustina
6. Mading kelas 7F. ketua kelompok : Alya Resti Putri Pratiwi
7. Mading kelas 7G. Ketua kelompok : Putri Aprilia Winata
8. Mading kelas 7H. Ketua kelompok : Elanda Abadi Firdaus
9. Mading kelas 7I. Ketua kelompok : Yola Agasi Bernanda
10. Mading kelas 8A. Ketua kelompok : Dinda Lutfi Anggraeni
11. Mading kelas 8B. Ketua kelompok : Inke Okstantia Putri
12. Mading kelas 8C. Ketua kelompok : Shinta Diah Octaviani
13. Mading kelas 8D. Ketua kelompok : Laksmi Dava Diandra Kirana
14. Mading kelas 8E. Ketua kelompok : Della Ayu Setyani
15. Mading kelas 8F. Ketua kelompok : Yusnia Novita Dwi Anggraeni
16. Mading kelas 8G. Ketua kelompok : Fradilla Oktavial Kevin Litiane
17. Mading kelas 8H. Ketua kelompok : Ariska Putri Arfillia
18. Mading kelas 8I. Ketua kelompok : Hesti Primaningtyas
19. Mading kelas 8J. Ketua kelompok : Isnaini Suryaningsih
20. Mading kelas 9A. Ketua kelompok : Nadia Mahardika Rafif
21. Mading kelas 9B. Ketua kelompok : Dita Ayu Nur Afiani
22. Mading kelas 9C. Ketua kelompok : Evita Widyasari
23. Mading kelas 9D. Ketua kelompok : Agnes Ayu Maharani Dyah Gayatri
24. Mading kelas 9E. Ketua kelompok : Chovivatul Chusna.
25. Mading kelas 9F. Ketua kelompok : Evawani Saadah
26. Mading kelas 9G. Ketua kelompok : Aprilia Wulandari
27. Mading kelas 9H. Ketua kelompok : Maf rikhatu Mubayyana
26. Mading kelas 9I. Ketua kelompok : Fifi Yunita Sari
27. Mading kelas 9J. Ketua kelompok : Risellia Putri Vellyna Sari
28. Mading kelas 9K. Ketua kelompok : Arifatul Zuyyin Lutfiana
29. Mading kelas 9L. Ketua kelompok : Anisa Putri Agustina
30. Mading kelas 9M. Ketua kelompok : Cindy Eki Yuniarti
31. Mading kelas 9N. Ketua kelompok : Anita Violin
32. Mading kelas 9O. Ketua kelompok : Palupi Dwi Kuntari
HASIL LOMBA
PREDIKAT
|
NAMA KETUA KELOMPOK
|
KELAS
|
NILAI
|
JUARA 1 KELAS VII
|
Ketua
: CARELICA FITARA
|
VII-A
|
265
|
JUARA 2 KELAS VII
|
Ketua
: AURORA YERIN DESTANCA
|
VII-D
|
260
|
JUARA 3 KELAS VII
|
Ketua
: PUTRI APRILIA WINATA
|
VII-G
|
256
|
JUARA 1 KELAS VIII
|
Ketua
: ARISKA PUTRI ARFILLIA
|
VIII-H
|
268
|
JUARA 2 KELAS VIII
|
Ketua
: HESTI PRIMANINGTYAS
|
VIII-I
|
265
|
JUARA 3 KELAS VIII
|
Ketua
: INKE OKSTANTIA PUTRI
|
VIII-B
|
261
|
JUARA 1 KELAS IX
|
Ketua
: DITA AYU NUR AVIANI
|
IX-B
|
281
|
JUARA 2 KELAS IX
|
Ketua
: NADIA MAHARDIKA RAFIF
|
IX-A
|
277
|
JUARA 3 KELAS IX
|
Ketua
: MAF RIKHATU MUBAYYANA
|
IX-H
|
272
|
Banner untuk pemenang
MAJALAH DINDING
Majalah dinding adalah
salah satu jenis media komunikasi massa tulis yang paling sederhana. Disebut
majalah dinding karena prinsip dasar majalah terasa dominan di dalamnya,
sementara itu penyajiannya biasanya dipampang pada dinding atau yang
sejenisnya. Prinsip majalah tercermin lewat penyajiannya, baik yang berwujud
tulisan, gambar, atau kombinasi dari keduanya. Dengan prinsip dasar bentuk
kolom-kolom, bermacam-macam hasil karya, seperti lukisan, vinyet, teka-teki
silang, karikatur, cerita bergambar, dan sejenisnya disusun secara variatif.
Semua materi itu disusun secara harmonis sehingga keseluruhan perwajahan mading
tampak menarik. Bentuk fisik mading biasanya berwujud lembaran tripleks,
karton, atau bahan lain dengan ukuran yang beraneka ragam. Ukuran yang
tergolong relatif besar adalah 120 cm x 240 cm, sedang yang lebih kecil lagi
disesuaikan dengan situasi dan kondisinya.Peranan majalah dinding yang tampak
pokok adalah sebagai salah satu fasilitas kegiatan siswa secara fisikal dan
faktual serta memiliki sejumlah fungsi, yaitu :informatif, komunikatif,
rekreatif, dan kreatif.
Mading adalah media komunikasi
termurah untuk menciptakan komunikasi antar pihak dalam lingkup tertentu.
Mading yang dipasang di balai RW, halaman kantor desa, masjid, sekolah, atau di
fakultas tertentu membuktikan bahwa pemasangan dengan cara itu membuat
komunikasi dapat dijalin dengan praktis. Dikatakan paling praktis mengingat
bahan dan volume tulisan dapat diatur secara elastis, disesuaikan dengan tema
dan keperluan yang aktual. Bila sebuah desa sedang menghadapi lomba desa,
sangat mungkin mading yang ada di kantor desa dan balai RW akan berbicara
tentang topik lomba desa.
Begitu pula bila umat Islam tengah berlebaran. Permasalahan yang menyangkut Lebaran akan lebih
mendapat prioritas dalam pemuatannya. Sama halnya bila hari Kebangkitan
Nasional sudah dekat, pasti mading dari SD sampai Perguruan Tinggi
berbicara tentang Budi Oetomo, Ki Hajar Dewantoro, tokoh-tokoh pendidikan, dan
bermacam tema yang tercakup dalam dunia pendidikan.
Dengan adanya mading, bermacam
informasi dapat disampaikan secara mudah ke seluruh wilayah sesuai dengan
lingkup yang direncanakan. Dengan membaca mading, banyak hal yang semula tidak
diketahui akhirnya menjadi perbendaharaan pengetahuan, baik yang bersifat
praktis maupun yang perlu perenungan.
Mading sebagai wadah kreatifitas.
Pada
umumnya kegiatan anak muda tidak pernah sepi dari kreativitas, misalnya olahraga, olah
seni, keterampilan, permainan, dan tidak ketinggalan pula aktivitas ekspresi
tulis. Lewat karya tulis akan tersalurkan dua macam manfaat yang bersifat
timbal balik. Dari sisi penulis, majalah dinding adalah tempat untuk
mencurahkan bermacam ide. Beragam gagasan, pikiran, daya cipta, bahkan fantasi
yang mengiringi perkembangan jiwanya perlu penyaluran dan media untuk
menuangkannya. Maka tepatlah apabila mading digunakan sebagai wadah curahan
kreativitas kawula muda karena didukung oleh sifatnya yang mudah dilaksanakan
dengan biaya yang murah.
Dari sisi lain, pembaca akan
mendapatkan penyaluran yang berkaitan dengan keinginan, cita-cita, kecintaan,
kerinduan, keprihatinan, dan berbagai pikiran lain yang tidak dapat
disalurkannya sendiri. Dengan membaca tulisan-tulisan teman atau orang lain,
terlepaslah ia dari berbagai gejolak yang ada dalam dirinya. Mading dapat
menjadi tuangan aspirasi diri bagi pembaca yang telah dituliskan orang lain,
dan menjadi sarana bersama penulisnya untuk berpendapat tentang sesuatu,
berkeinginan, berkomentar, berolok-olok, mengkritik, serta masih banyak lagi
yang lain.
Sebagai anak muda yang peka
terhadap sekelilingnya, dengan melihat fakta bahwa dalam hidup ini selalu saja
timbul persoalan, maka mading akan menjadi dorongan untuk melahirkan tulisan
guna melepaskan atau menumpahkan segala macam gagasan dan pikirannya.
Mading untuk menumbuhkan kebiasaan membaca
Dunia akan menjadi
luas bila kita senang membaca. Untuk itu, kegemaran membaca harus ditanamkan.
Dalam hal ini mading punya andil yang besar. Mading dapat tampil setiap saat
tanpa dihadang oleh sejumlah kesulitan. Mading dapat diterbitkan oleh siapa
saja dalam jangka waktu
yang relatif bebas tergantung animo pembaca. Kalau pembacanya menghendaki,
mading dapat ditampilkan setiap hari dengan materi tulisan yang bersifat aktual sesuai
lingkungan. Apabila minat baca dan atensi menulis masyarakat sedang-sedang
saja, mading dapat diganti tiap bulan atau tiap-tiap minggu.
Mading untuk pengisi waktu
Banyak kawula
muda tidak dapat mengisi waktu luangnya dengan baik. Kelebihan energinya dibuang
percuma. Entah bercakap-cakap di tepi-tepi jalan, nongkrong, mencoret-coretkan
identitas dengan cat semprot di sembarang tempat, dan masih banyak lagi yang
lain. Semua itu sebenarnya dapat ditangguhkan dengan membaca mading, kemudian
aktif menulis. Apabila kelebihan tenaga yang diboroskan itu digunakan untuk
menulis dalam lembaran mading, tentu akan banyak bermanfaat bagi perkembangan
dan pertumbuhan jiwanya.
Di samping itu, tentu juga bermanfaat bagi pihak lain.
Mading melatih kecerdasan berpikir
Membaca mading akan membangkitkan
gairah untuk mencari bacaan lain lewat "umpan" yang disajikan dalam
mading. Sangat mungkin sajian-sajian mading itu belum sepenuhnya memenuhi
selera pembacanya. Hal ini akan menjadikan mading berperan sebagai perangsang
bagi pembacanya untuk mencari bahan bacaan lain yang lebih lengkap.
Kebiasaan membaca akan menambah pengetahuan pembaca dalam
berbagai bidang. Semakin banyak membaca, pengetahuan siapa pun akan bertambah.
Secara tidak langsung hal itu akan menjadi pendorong bertambahnya kecerdasan.
Dengan demikian, jelaslah bahwa mading menjadi "terminal awal" yang
dapat menjembatani lahirnya pengetahuan, ketangkasan berpikir, dan terbentuknya
kecerdasan.
Latihan berorganisasi
Menghadirkan
selembar mading berarti mengorganisasikan sekelompok orang. Mading menuntun
semua yang terlibat di dalamnya untuk berorganisasi. Mading adalah perwujudan
kerja tim atau kerja kelompok yang perlu saling mematuhi kesepakatan, aturan
yang telah ditetapkan, kedisiplinan diri, dan kesungguhan bekerja. Dengan
menyiapkan mading, secara otomatis siapa saja akan menghayati arti organisasi
dan langsung terkait dengan aktivitas di dalamnya.
Mading akan membiasakan para
penyelenggaranya menyiapkan perencanaan-perencanaan yang matang dalam tubuh
organisasi sekelompok orang yang menjalin kerjasama antarbagian. Lewat kondisi
yang demikian, maka secara langsung atau tidak mading menempatkan kekompakan
kerja sebagai modal dasar setiap tumbuhnya organisasi.
Melatih kemampuan menulis
Banyak
penulis yang menggunakan media mading sebagai wahana berlatih. Berawal dari
senang menulis hal-hal yang sederhana, tidak mustahil seseorang menjadi terbuka
wawasannya untuk lebih mengembangkan kesenangannya dalam bidang kepenulisan
secara lebih profesional.
Mading untuk menjalin komunikasi antar siswa, guru dan manajemen sekolah
Dalam
berbagai konten yang terdapat pada Mading, terdapat satu manfaat penting bagi
pihak sekolah. Dalam hal penyampaian informasi yang tepat sasaran, Mading bisa
menjadi media yang sangat potensial sekaligus mampu menghindarkan kesalahan
persepsi. Salah satu praktisi mading sekaligus jurnalis & penulis Provinsi
Riau, Syamsul Bahri Samin melalui Komunitas
Be A Star Indonesia menjelaskan, dalam kondisi tertentu fungsi Mading akan
menjadi lebih luas. Sama halnya dengan media massa umum, Mading bahkan bisa
mengatur persepsi pembacanya, menetralisir kisruh akibat perbedaan informasi
dan kembali menyatukan pendapat antar siswa
Cara Membuat Majalah Dinding yang Menarik
Membuat majalah
dinding tidak sesulit yang dibayangkan. Memang, dalam membuat majalah dinding
ini tidak bisa dilakukan secara asal-asalan. Namun, ada beberapa cara mudah
agar majalah dinding menjadi lebih menarik. Berikut ini beberapa tipsnya.
·
Pikirkanlah
tema majalah dinding yang sekiranya menarik minat para pembaca, misalnya saja
tema horor, cinta, lucu, dan sebagainya.
·
Jika
tema sudah ditentukan, cari berbagai aksesoris yang sesuai dengan tema dan
menarik. Untuk pembuatan aksesoris ini, sebaiknya dikerjakan di akhir pembuatan
madding agar tidak menyita waktu.
·
Rancang
sketsa mading tentang apa saja yang diperlukan. Misalnya saja bahan yang akan
digunakan.
·
Mulailah
dengan membeli bahan-bahan yang diperlukan untuk mading seperti pensil warna,
kertas manila, lem, kertas tulis, cat air, dan sebagainya.
·
Buatlah
pola semenarik mungkin pada kertas manila.
·
Gunalah
cat air untuk menuliskan judul mading agar terlihat menarik dan kreatif.
·
Mulailah
membuat isi mading jika dasar mading sudah selesai dihias. Usahakan agar isi
mading tidak tampak membosankan. Anda bisa menggunakan pensil dan kertas
berwarna.
·
Jika
isi sudah terbentuk, tempelkan pada dasar mading dengan menggunakan lem. Dalam
menempelkan isi mading ini, usahakan jangan monoton. Usahakan bervariasi dan
tidak harus terlalu rapi agar terlihat out
of the box.
·
Jika
sudah selesai, pasanglah mading tersebut di tempat yang banyak dilalui oleh
orang atau orang lain bisa dengan mudah melihatnya.
Itulah cara membuat majalah dinding yang menarik
dengan mudah. Cukup simple, bukan? Dalam membuat majalah dinding ini sangat
dibutuhkan kreativitas Anda dalam menyusun dan mengolah ide menjadi sesuatu
yang menarik. Semakin menarik sebuah mading, akan semakin banyak orang yang
tertarik untuk melihatnya. Dengan demikian, tujuan mading untuk
menginformasikan sesuatu bisa tercapai.
TERUSLAH BERKARYA DAN IKATLAH ILMU DENGAN MENULIS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar